Nisfu Syaaban

Nisfu Syaaban (Nisf bermaksud separuh) adalah peristiwa hari ke-15 dalam bulan Syaaban tahun Hijrah. Umat Islam mempercayai yang pada malam Nisfu Syaaban, amalan akan dibawa naik oleh malaikat untuk ditukar dengan lembaran amalan yang baru setelah setahun berlalu.Pengertian nisfu Syaaban am bahasa arab bererti setengah. Nisfu Syaaban bererti setengah bulan Syaaban. Malam Nisfu Syaaban adalah malam lima-belas Syaaban iaitu siangnya empat-belas haribulan Syaaban.

Malam Nisfu Syaaban merupakan malam yang penuh berkat dan rahmat selepas malam Lailatul qadr. Saiyidatina Aisyah r.a. meriwayatkan bahawa Nabi saw tidak tidur pada malam itu sebagaimana yg tersebut dalam sebuah hadis yg diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi r.a:
Rasulullah saw telah bangun pada malam (Nisfu Syaaban) dan bersembahyang dan sungguh lama sujudnya sehingga aku fikir beliau telah wafat. Apabila aku melihat demikian aku mencuit ibu jari kaki Baginda saw dan bergerak. Kemudian aku kembali dan aku dengar Baginda saw berkata dlm sujudnya, “Ya Allah aku pohonkan kemaafanMu daripada apa yg akan diturunkan dan aku pohonkan keredhaanMu daripada kemurkaanMu dan aku berlindung kpdMu daripadaMu. Aku tidak dpt menghitung pujian terhadapMu seperti kamu memuji diriMu sendiri.”

Setelah Baginda saw selesai sembahyang, Baginda berkata kpd Saiyidatina Aisyah r.a. “Malam ini adalan malam Nisfu syaaban. Sesungguhnya Allah Azzawajjala telah dtg kpd hambanya pada malam Nisfu syaaban dan memberi keampunan kpd mereka yg beristighfar, memberi rahmat ke atas mereka yg memberi rahmat dan melambatkan rahmat dan keampunan terhadap orang2 yg dengki.”

Hari nisfu sya’aban adalah hari dimana buku catatan amalan kita selama setahun diangkat ke langit dan diganti dengan buku catatan yang baru. Catatan pertama yang akan dicatatkan dibuku yang baru akan bermula sebaik sahaja masuk waktu maghrib, (15 Sya’aban bermula pada 14 hb sya’aban sebaik sahaja masuk maghrib)

Nabi Muhammad s.a.w. menggalakkan umatnya untuk bangun malam dan berjaga serta beriktikaf sepanjang malam kerana tidak mahu amalan diangkat dalam keadaan tidur atau lalai.

IBLIS

Dalam sebuah kitab diterangkan bahwa sesungguhnya Iblis telah datang pada Nabi Musa a.s. dan berkata: "Wahai Musa, engkau adalah seorang yang telah diutus oleh Allah s.w.t. dan dan boleh berkomunikasi langsung dengan-Nya." Kemudian Nabi Musa a.s. menjawab: "Memang benar apa yang kamu katakan, kamu ini siapa dan apa yang kamu inginkan dariku?"

Lalu Iblis berkata: "Aku adalah Iblis! Wahai Musa aku mau minta tolong, katakan kepada Tuhanmu bahwa seorang makhluk-Nya ingin minta taubat kepadaNya." Lalu Nabi Musa a.s. berdoa kepada Allah s.w.t. dan menyampaikan apa yang dikatakan oleh Iblis, lalu Allah s.w.t. pun menurunkan wahyu : "Wahai Musa, katakan padanya bahwa sesungguhnya Aku bisa menerima permohonannya itu dengan syarat harus terlebih dahulu dia (Iblis) sujud di kubur Adam, kalau dia mahu sujud maka aku sedia mengampuni segala dosanya."

Setelah Nabi Musa a.s. menerima wahyu dari Allah s.w.t. maka Nabi Musa a.s. pun terus memberitahu Iblis tentang apa yang telah Allah perintahkan.

Setelah Nabi Musa a.s. selesai memberitahu segala perintah Allah s.w.t. maka dengan sombong Iblis berkata: "Wahai Musa, ketika adam masih di surga, aku tidak mahu bersujud, bagaimana mungkin aku mahu sujud kepadanya sesudah dia mati." Begitulah sifat sombong Iblis yang tetap dengan kedegilannya, walaupun dia tau bahwa api neraka itu akan memakannya tapi dia tetap tidak mahu taat pada perintah Allah s.w.t.

Sejahat-jahatnya dia, ternyata masih punya hati yang mendorong dirinya untuk mengakui sebagai makhluk Allah yang harus mengabdi dan tunduk patuh terhadap perintahnya. Namun karana energi api yang sangat dominan pada dirinya, maka dia tidak boleh menghilangkan dan membersihkan hatinya dari sifat sombong, egois, selalu ingin menang sendiri, tidak boleh berada dibawah kendali orang lain, tidak boleh menerima kekalahan dan kenyataan hidup. Tetap kukuh dengan pernyataan sejak awal : disebutkan dalam Al-Qur'an :
قالَ ما مَنَعَكَ أَلّا تَسجُدَ إِذ أَمَرتُكَ ۖ قالَ أَنا۠ خَيرٌ مِنهُ خَلَقتَنى مِن نارٍ وَخَلَقتَهُ مِن طينٍ

"Allah berfirman: ""Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?"" Menjawab iblis: ""Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" Q.S. Al-A'raf: 12

Sombong atau takabur adalah sifat yang paling kuat mempengaruhi kepribadian kepada kedurhakaan dan kemaksiatan, seperti dalam pembangkangan Iblis terhadap perintah Allah untuk bersujud kepada nabi Adam. itulah perbuatan dosa pertama kali terjadi.

Dalam sebuah hadis diterangkan, bahwa sesungguhnya Allah s.w.t. mengeluarkan Iblis dari neraka setiap 1000 tahun sekali, dan mengeluarkan Adam a.s. dari surga, serta memerintahkan Iblis supaya sujud kepada Adam a.s. Disebabkan sikap angkuhnya dia tetap enggan sujud, maka dikembalikan Iblis ke dalam neraka.....

Ya Allah.... sungguh luas ampunan dan kasih sayang-Mu, pintu maghfirah-Mu selalu terbuka luas untuk hamba-hambaMU yang setiap waktu selalu melakukan dosa dan kesalahan, ampuni kami semua ya Allah, bersihkan hati kami dari belenggu nafsu, syahwat dan segala sifat-sifat yang mengotori hati kami. amin ya Robbal aalamin.

KATAK

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Nabiyullah Ibrahim as, dilemparkan ke apinya Namrud maka Nabiyullah Ibrahim mengucapkan Hasbiyallahu wani'mal wakiil, "Cukup bagiku Allah dan semulia mulia tempat untuk bertawakkal". Kalimat agung dari jiwa yang mulia ini merubah api sehingga turunlah firman Alah yang berbunyi Kuuniy bardan wa salaaman ala ibrahim.., Jadilah sejuk dan dingin dan membawa kesejahteraan kepada Ibrahim,. wahai api (QS Al Anbiya 69)". Jadilah engkau wahai api sejuk dan membawa kesejahteraan bagi Ibrahim, Allah sudah ciptakan sifat api itu panas dan membakar sesuatu yang menyentuhnya, tapi Allah balikkan ketentuan Nya karena jiwa yang bermunajat, jiwa yang berdoa, jiwa yang mulia dengan Cahaya Allah Swt. Berbalik keadaan api menjadi sejuk.

Demikian indahnya sanubari dan jiwa yang memuliakan Allah, semakin besar kemuliaan Allah di dalam hatinya maka semakin ia membawa kemuliaan dalam kehidupan, bagi dirinya dan bagi sekitarnya.

Allah Swt mengikat erat jiwa dan sanubari yang terikat pada Para Shalihin. Dan bicara mengenai Ibrahim, sedemikian mulianya. Bukan untuk Nabi Ibrahim sendiri tapi orang orang dan siapa pun yang mencintai Nabi Ibrahim as turut termuliakan.

Sekarang yang saya sampaikan bukan manusia tapi hewan. Diriwayatkan di dalam Syi'bul Iman oleh Al Imam Baihaqi juga di dalam tafsir Imam Qurthubi, ketika seekor katak tidak tahan melihat Nabi Ibrahim mau dibakar oleh Raja Namrud, (padahal) tidak bisa berbuat apa apa seekor katak, ia hanya menaruh air di mulutnya,

Berapakah besar mulutnya katak mau memadamkan apinya Ibrahim? (Api menyala) lebih besar dari bukit, Katak mengambil air dari sungai dan melompat lompat dan menyemburkan air itu ke api, tidak berguna perbuatan katak itu, Tidak akan bisa memadamkan api, tapi Yang Maha Melihat, (tetap) melihat!! Allah Swt melihat jiwa seekor katak yang kecil yang tidak dilihat oleh makhluk lainnya. Allah Swt tahu niat daripada hamba Nya yang kecil itu, cintanya kepada Nabiyullah Ibrahim dan niatnya menyelamatkan Nabi Ibrahim (padahal Nabi Ibrahim sudah dilindungi oleh Allah) maka Allah mengharamkan katak untuk dibunuh sampai akhir zaman.

Semua katak, padahal ini perbuatan satu saja. Yang berbuat satu, semua katak sampai akhir zaman haram dibunuh. Sampai diriwayatkan lebih dari 20 hadits, pelarangan Nabi saw membunuh katak sehingga para sahabat datang kepada Rasul saw mengajukan pertanyaan "ada katanya jenis obat tapi diambil dari katak, harus membunuh katak" dan Rasul saw melarangnya. Jangan jadikan pengobatan dari katak. Kenapa? karena katak dilindungi sampai akhir zaman. Kenapa? satu diantaranya pernah ingin menyelamatkan Nabi Ibrahim as.

Lihat Allah menghargai keinginan mulia, walaupun tidak bisa berbuat apa apa, walaupun tidak bisa merubah keadaan tetapi hal itu dihargai oleh Allah dan dilihat.

Lebih lebih lagi orang orang yang mencintai Sayyidina Muhammad Saw, Pemimpin Para Nabi dan Rasul. Dan orang orang yang membantu apa apa yang diperjuangkan oleh Rasul saw. Barangkali perbuatannya tidak berarti tapi itu usaha yang dihargai oleh Allah Swt.

Kesakitan Adalah Anugerah..


 Kesakitan adalah anugerah  Pemberian dari Allah kepada hambanya. Jika kita fikirkan, kesakitan menyebabkan kita akan mula mengingati akan "Tuan" pemilik kepada kesakitan dan kesihatan. Kesakitan menjadi wasilah untuk kita kembali menjadi hamba yang sangat memerlukan pertolongan dari "Tuan" yang Maha Memberi.

 Kesihatan sering menyebabkan kita terlalai dalam melakukan tugas yang diamanahkan. Nama Allah akan sering meniti di bibir apabila kesakitan datang. Ibadah dilakukan dengan penuh khusyuk dan rendah diri apabila kita ditujah oleh kesakitan. Bayangkan tanpa kesakitan mungkin kita akan terus lalai dalam kehidupan yang penuh hina sehingga apabila datang waktu yang ditetapkan kita akan menyesal kerana telah terpedaya pada dunia.


 Bersyukurlah pada nikmat kesakitan yang dengannya kita mensyukuri nikmat sihat. Ujian yang datang akan menghapuskan dosa dan menambah keimanan kita. Firaun adalah contoh manusia yang tidak pernah sakit. Nikmat sihat yang ada menyebabkan tertipu lantas mengaku menjadi tuhan. Ditambah dengan Sikap takbur yang terlalu tinggi menyebabkan sehingga saat maut datang beliau masih lagi belum mahu untuk menyebut nama Allah tetapi menyebut beriman dengan Tuhan yang diimani oleh Bani Israil..


"Dan Kami bawakan Bani Israil ke seberang Laut Merah, lalu dikejar oleh Firaun dan tenteranya, dengan tujuan melakukan kezaliman dan pencerobohan, sehingga apabila Firaun hampir tenggelam berkatalah ia (pada saat yang genting itu): “Aku percaya, bahawa tiada Tuhan melainkan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku adalah dari orang-orang yang berserah diri (menurut perintah)”.. (Surah Yunus:90).

5 Syarat Nak Buat Dosa.

Suatu hari ada seorang lelaki yang menemui Ibrahim bin Adham. Dia berkata, "Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat. Tolong berikan aku nasihat." Setelah mendengar perkataan tersebut Ibrahim berkata, "Jika kamu mahu menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka boleh kamu melakukan maksiat."
Lelaki itu dengan tidak sabar-sabar bertanya. "Apakah syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?"

Ibrahim bin Adham berkata, "Syarat pertama,jika kamu bermaksiat kepada Allah,jangan memakan rezekinya." Mendengar itu dia mengernyitkan kening seraya berkata, "Dari mana aku mahu makan? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah? "Ya!" tegas Ibrahim bin Adham. "Kalau kamu sudah memahaminya, masih mampukah memakan rezekinya, sedangkan kamu selalu berkeinginan melanggar larangan-Nya?"

Yang kedua," kata Ibrahim,"kalau mahu bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya!Syarat ini membuat lelaki itu terkejut setengah mati. Ibrahim kembali berkata kepadanya, "Wahai Abdullah, fikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sedangkan kamu melanggar segala larangan-Nya?"

"Ya! Anda benar." kata lelaki itu. Dia kemudian menanyakan syarat yang ketiga. Ibrahim menjawab, "Kalau kamu masih mahu bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat terlihat oleh-Nya!" Lelaki itu kembali terperanjat dan berkata, "Wahai Ibrahim, ini nasihat macam mana? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?" "Ya, kalau memang yakin demikian, apakah kamu masih berkeinginan melakukan maksiat?" kata Ibrahim. Lelaki itu mengangguk dan meminta syarat yang keempat.

Ibrahim melanjutkan, "Kalau malaikat maut datang hendak mencabut rohmu, katakanlah kepadanya, 'Ketepikan kematianku dulu. Aku masih mahu bertaubat dan melakukan amal soleh'." Kemudian lelaki itu menggelengkan kepala dan segera tersedar, "Wahai Ibrahim, mana mungkin malaikat maut akan memenuhi
permintaanku?" "Wahai Abdullah, kalau kamu sudah meyakini bahawa kamu tidak boleh menunda dan mengundurkan datangnya kematianmu, lalu bagaimana engkau boleh lari dari kemurkaan Allah?"

"Baiklah, apa syarat yang kelima?" Ibrahim pun menjawab, "Wahai Abdullah kalau malaikat Zabaniyah datang hendak mengiringmu ke api neraka di hari kiamat nanti, jangan engkau ikut bersamanya."

Perkataan tersebut membuat lelaki itu insaf. Dia berkata, "Wahai Aba Ishak, sudah pasti malaikat itu tidak membiarkan aku menolak kehendaknya." Dia tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibrahim. Air matanya bercucuran. "Mulai saat ini akut bertaubat kepada Allah." katanya sambil teresak-esak.

Kitab Haid



1. Persentuhan dengan wanita haid di luar bagian antara pusat dan lutut.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata:
Apabila salah seorang di antara kami sedang haid, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memerintahkan untuk memakai izaar (kain bawahan menutupi bagian tubuh dari pusat ke bawah), kemudian beliau menggaulinya (tanpa senggama). (Shahih Muslim No.440)

· Hadis riwayat Maimunah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. boelh menggauli (tanpa senggama) istri-istri beliau yang sedang haid dari luar izaar (kain bawahan menutupi bagian tubuh dari pusar ke bawah). (Shahih Muslim No.442)


2. Tidur bersama wanita haid di dalam satu selimut.

· Hadis riwayat Ummu Salamah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ketika aku sedang berbaring bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dalam satu selimut, tiba-tiba aku haid, maka aku keluar dengan pelan-pelan lalu mengambil pakaian khusus waktu haid. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bertanya kepadaku: Apakah engkau haid? Aku jawab: Ya. Beliau memanggilku dan aku berbaring lagi bersama beliau dalam satu selimut. Zainab binti Ummu Salamah berkata: Dia (Ummu Salamah) dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mandi jinabat bersama dalam satu bejana. (Shahih Muslim No.444)


3. Wanita yang haid boleh membasuh kepala dan menyisir rambut suami. Sucinya sisa air minumnya dan berbaring sambil membaca Alquran di pangkuannya.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Adalah Nabi Shallallahu alaihi wassalam. apabila beriktikaf, beliau mendekatkan kepalanya padaku, lalu aku menyisir rambut beliau. Beliau tidak masuk rumah, kecuali jika ada hajat kemanusiaan. (Shahih Muslim No.445)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah berbaring di pangkuanku sambil membaca Alquran, sementara aku sedang haid. (Shahih Muslim No.454)


4. Mazi.

· Hadis riwayat Ali Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku adalah lelaki yang sering keluar mazi dan aku malu bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam., karena posisi putri beliau. Lalu aku menyuruh Miqdad bin Aswad. Miqdad lalu menanyakan hal itu kepada beliau. Beliau bersabda: Hendaknya ia membasuh kemaluannya lalu berwudu. (Shahih Muslim No.456)


5. Membasuh wajah dan kedua tangan apabila bangun tidur.

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahawa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bangun tengah malam dan melaksanakan hajatnya. Setelah itu beliau membasuh wajah dan kedua tangannya, lalu tidur lagi. (Shahih Muslim No.459)


6. Orang yang junub boleh tidur dan disunatkan berwudu serta mencuci kemaluannya jika akan makan, minum, tidur atau bersetubuh lagi.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Apabila akan tidur dalam keadaan junub, maka beliau berwudu seperti wudu untuk salat sebelum tidur. (Shahih Muslim No.460)

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Umar berkata: Wahai Rasulullah, apakah boleh salah seorang kami tidur dalam keadaan junub. Rasulullah menjawab: Ya, boleh, jika ia berwudu. (Shahih Muslim No.462)


7. Wanita yang keluar mani (sperma) wajib mandi.

· Hadis riwayat Ummu Sulaim Radhiyallahu’anhu:
Bahawa Ia bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. tentang wanita yang bermimpi seperti yang dimimpikan laki-laki. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Apabila wanita itu bermimpi seperti itu, maka ia wajib mandi. Ummu Sulaim berkata: Saya malu dalam hal itu. Katanya: Apakah itu mungkin terjadi? Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Ya, mungkin saja. Lalu dari mana terjadi kemiripan? Sesungguhnya mani laki-laki itu kental dan berwarna putih, sedang mani wanita itu encer dan berwarna kuning. Mana yang lebih tinggi (banyak) atau dahulu keluar, maka dari dialah terjadi kemiripan. (Shahih Muslim No.469)

· Hadis riwayat Ummu Salamah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ummu Sulaim datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. lalu berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi jika bermimpi? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Ya, apabila ia melihat air (mani). Ummu Sulaim berkata lagi: Wahai Rasulullah, apakah wanita juga bermimpi? Beliau bersabda: Beruntunglah engkau. (Kalau tidak demikian), dari mana anaknya mirip dengannya. (Shahih Muslim No.471)


8. Cara mandi jinabat.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. jika mandi jinabat, beliau memulai dengan membasuh kedua tangan, lalu menuangkan air dengan tangan kanan ke tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan. Setelah itu berwudu seperti wudu untuk solat lalu mengguyurkan air dan dengan jari-jemari, beliau menyelai pangkal rambut sampai nampak merata ke seluruh tubuh. Kemudian beliau menciduk dengan kedua tangan dan dibasuhkan ke kepala, tiga cidukan, kemudian mengguyur seluruh tubuh dan (terakhir) membasuh kedua kaki beliau. (Shahih Muslim No.474)

· Hadis riwayat Maimunah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku pernah menyodorkan air kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. untuk mandi jinabat. Beliau membasuh kedua telapak tangan, dua atau tiga kali, kemudian memasukkan tangan ke dalam wadah dan menuangkan air pada kemaluan beliau dan membasuhnya dengan tangan kiri. Setelah itu menekan tangan kiri ke tanah dan menggosoknya keras-keras, lalu berwudu seperti wudu salat, kemudian menuangkan air ke kepala tiga kali cidukan telapak tangan. Selanjutnya beliau membasuh seluruh tubuh lalu bergeser dari tempat semula dan membasuh kedua kaki kemudian aku mengambil sapu tangan untuk beliau, tetapi beliau mengembalikan. (Shahih Muslim No.476)


9. Kadar air yang disunatkan dalam mandi jinabat, tentang laki-laki dan wanita mandi bersama dari satu wadah dan mandinya salah seorangnya dengan air sisa yang lainnya.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, ia berkata: Aku dan saudara laki-laki sepersusuannya mendatangi Aisyah, kemudian saudaranya itu bertanya tentang cara mandi jinabat Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Aisyah minta wadah ukuran satu sha`, lalu ia mandi. Ada tabir antara kami dan dia. Ia menuangkan air di kepala tiga kali. Kata Abu Salamah: Istri-istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam. selalu memendekkan rambut mereka sampai telinga. (Shahih Muslim No.481)

· Hadis riwayat Maimunah Radhiyallahu’anhu, istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam.
Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Maimunah mengabarkan kepadaku bahwa ia mandi bersama Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dalam satu bak. (Shahih Muslim No.486)

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mandi dengan air sisa mandi Maimunah. (Shahih Muslim No.487)

· Hadis riwayat Ummu Salamah Radhiyallahu’anhu:
Dari Zainab binti Ummu Salamah bahwa Ummu Salamah dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah mandi jinabat dalam satu bak. (Shahih Muslim No.488)

· Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mandi dengan lima makkuk (1 makkuk=4,717 liter) air dan berwudu dengan satu makkuk. (Shahih Muslim No.489)


10. Sunat tiga kali mengguyur air di kepala dan lainnya.

· Hadis riwayat Jubair bin Muth`im Radhiyallahu’anhu:
Di hadapan Rasulullah para sahabat saling berselisih dalam masalah mandi. Sebagian mereka berkata: Kalau aku, aku mencuci kepalaku seperti ini, seperti ini. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Adapun aku, aku menuangkan air ke kepalaku dengan tiga cidukan tangan. (Shahih Muslim No.493)

· Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa delegasi Tsaqif bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.: Sesungguhnya daerah kami adalah daerah dingin, bagaimana cara kami mandi? Beliau bersabda: Adapun aku, aku menuangkan air di kepalaku tiga kali. (Shahih Muslim No.495)


11. Hukum rambut wanita yang dikepang.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Ubaid bin Umair, ia berkata: Aisyah menyampaikan bahwa Abdullah bin Amru memerintahkan para wanita untuk mengurai rambutnya saat mandi. Aisyah berkata: Betapa anehnya Ibnu Amru ini, ia menyuruh para wanita untuk mengurai rambutnya saat mandi, mengapa tidak menyuruh agar mencukur rambutnya saja? Sesungguhnya aku pernah mandi bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dari satu wadah dan aku tidak menyiram kepalaku lebih dari tiga siraman. (Shahih Muslim No.498)


12. Sunat menggunakan kapas yang diberi misik (minyak wangi) pada kemaluan wanita yang haid ketika mandi

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Seorang wanita bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. tentang cara wanita mandi wajib dari haid? Perawi hadis berkata: Kemudian Aisyah menjelaskan bahwa beliau mengajarkannya cara mandi. (Di antara sabda beliau): Engkau ambil kapas yang diberi misik, lalu bersihkan dengan kapas itu. Wanita itu berkata: Bagaimana cara membersihkannya? Beliau bersabda: Maha suci Allah! Bersihkan saja dengan kapas itu. Dan beliau bersembunyi. (Sufyan bin Uyainah memberi isyarat tangan kepada kami pada wajahnya). Perawi hadis melanjutkan: Aisyah berkata: Aku tarik wanita itu mendekati aku. Aku tahu apa yang diinginkan Nabi Shallallahu alaihi wassalam, lalu aku berkata kepadanya: Bersihkan bekas darah haidmu dengan kapas itu. (Shahih Muslim No.499)


13. Darah penyakit pada wanita dan mandi dari darah tersebut serta salat wanita yang keluar darah penyakit.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Fatimah binti Abu Hubaisy datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan berkata: Wahai Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, saya adalah wanita yang beristihadhah sehingga saya tidak bersih. Apakah saya boleh meninggalkan salat? Beliau bersabda: Tidak. Itu hanya darah sakit, bukan darah haid. Apabila haidmu datang, tinggalkanlah salat dan jika sudah berhenti, bersihkan darah itu dari dirimu kemudian salat. (Shahih Muslim No.501)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ummu Habibah binti Jahsy meminta fatwa kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.: Saya sedang beristihadhah. Rasulullah menjawab: Itu hanya darah sakit. Mandilah kemudian salat. Maka wanita itu selalu mandi setiap akan salat. (Shahih Muslim No.502)


14. Wanita yang haid wajib mengganti puasanya.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa seorang wanita bertanya kepadanya: Apakah salah seorang di antara kami harus mengganti salat pada masa haid? Aisyah berkata: Apakah engkau termasuk golongan Haruriyyah (salah satu golongan Khawarij)? Dahulu, pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. di antara kami ada yang haid, tetapi tidak diperintahkan mengganti (salat). (Shahih Muslim No.506)


15. Menutupi aurat saat mandi dengan pakaian atau lainnya.

· Hadis riwayat Ummu Hani binti Abu Thalib Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Pada tahun penaklukan Mekah aku mengunjungi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Aku dapati beliau sedang mandi dan Fatimah, putri beliau, sedang menutupi beliau dengan pakaian. (Shahih Muslim No.509)

· Hadis riwayat Maimunah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku mengambilkan air untuk Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan menutupi beliau, lalu beliau mandi. (Shahih Muslim No.511)


16. Boleh mandi telanjang di tempat sepi.

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Pada zaman dahulu, Bani Israel mandi dengan telanjang. Mereka saling memandang aurat masing-masing, sedangkan Musa as. mandi seorang diri. Mereka berkata: Demi Allah, yang membuat Musa tidak mau mandi bersama kita hanya karena buah pelirnya besar. Pada suatu hari Musa pergi mandi. Pakaiannya diletakkan di atas sebuah batu. Tiba-tiba batu itu lari dengan membawa pakaiannya. Musa berlari mengejarnya sambil berteriak: Tinggalkan pakaianku! Tinggalkan pakaianku! Akibatnya orang-orang Bani Israel melihat aurat Musa. Mereka berkata: Demi Allah, ternyata tidak ada (cacat) apa-apa. Setelah batu itu berhenti ia (Musa) mengambil pakaiannya dan memukul batu itu. Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata: Demi Allah, pada batu itu terdapat bekas pukulan Musa, tujuh atau enam kepalan. (Shahih Muslim No.513)


17. Menjaga aurat.

· Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ketika Kakbah dibangun kembali, Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dengan Abbas mengangkut batu. Abbas berkata kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam: Letakkan kainmu di pundak untuk alas batu. Kemudian beliau melakukannya, maka beliau tersungkur serta mata beliau memandang ke langit. Sambil berdiri dan bersabda: Kainku, kainku. Lalu beliau mengencangkan kainnya. (Shahih Muslim No.514)


18. Wajib mandi hanya karena keluar mani.

· Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melewati rumah seorang sahabat Ansar. Lalu beliau menyuruh seseorang untuk memanggilnya. Sahabat itu keluar dengan keringat menetes dari kepalanya. Beliau bertanya: Nampaknya kami telah membuatmu tergesa-gesa? Sahabat itu menjawab: Benar, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Bila engkau tergesa-gesa sehingga tidak keluar mani, maka engkau tidak wajib mandi, tetapi wajib berwudu. (Shahih Muslim No.521)

· Hadis riwayat Ubay bin Kaab Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tentang lelaki yang menggauli istrinya kemudian berhenti sebelum keluar mani. Beliau bersabda: Cucilah apa yang mengenai (kemaluan) istrinya, lalu berwudu dan salat. (Shahih Muslim No.522)

· Hadis riwayat Usman bin Affan Radhiyallahu’anhu:
Dari Khalid bin Zaid Al-Juhani, ia berkata: Aku bertanya kepadanya (Usman): Apa pendapat engkau Jika seorang lelaki menyetubuhi istrinya dan tidak keluar mani? Usman menjawab: Ia harus berwudu seperti wudu untuk salat dan membasuh kemaluannya. Usman berkata: Aku pernah mendengar hal itu dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.. (Shahih Muslim No.524)


19. Penghapusan hukum hadis “wajib mandi hanya karena keluar mani” dan wajib mandi karena bertemunya dua kemaluan

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Bila seorang lelaki duduk di antara dua paha dan dua betis istrinya kemudian menyetubuhinya, maka ia wajib mandi. (Shahih Muslim No.525)


20. Penghapusan hukum wudu karena makan daging.

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah makan bahu kambing kemudian salat tanpa berwudu lagi. (Shahih Muslim No.531)

· Hadis riwayat Amru bin Umayah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa ia melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memotong daging bahu kambing kemudian memakannya. Lalu beliau salat tanpa berwudu lagi. (Shahih Muslim No.533)

· Hadis riwayat Maimunah Radhiyallahu’anhu, istri Nabi Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. pernah makan bahu kambing di rumahnya, lalu salat dan tidak berwudu lagi. (Shahih Muslim No.535)

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. pernah minum susu. Setelah itu beliau minta air untuk berkumur dan bersabda: Sesungguhnya susu itu mengandung lemak. (Shahih Muslim No.537)


21. Dalil bahwa orang yang yakin akan kesucian kemudian ragu akan adanya hadas, maka ia boleh salat

· Hadis riwayat Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Seorang laki-laki dilaporkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bahwa ia seolah-olah mengeluarkan angin dalam salatnya. Beliau bersabda: Jangan batalkan salatnya sebelum ia mendengar suara atau mencium baunya. (Shahih Muslim No.540)


22. Kulit bangkai disucikan dengan disamak.
· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Budak milik Maimunah pernah diberi sedekah seekor kambing yang kemudian mati. Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. lewat dan melihatnya, beliau bersabda: Kenapa kulitnya tidak engkau ambil, lalu engkau samak sehingga dapat dimanfaatkan? Mereka berkata: Itu bangkai, wahai Rasulullah. Beliau menjawab: Sesungguhnya yang dilarang adalah memakannya. (Shahih Muslim No.542)


23. Tayamum.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Kami pernah keluar bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dalam suatu perjalanan beliau. Ketika tiba di Baida atau Zatuljaisy kalungku terputus. Beliau berhenti untuk mencarinya. Para sahabat pun ikut berhenti. Saat itu mereka tidak mempunyai air sama sekali. Lalu mereka mendatangi Abu Bakar dan berkata: Tidakkah engkau melihat apa yang diperbuat Aisyah? Ia telah membuat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan para sahabat berhenti, padahal mereka tidak mempunyai air sedikit pun. Kemudian Abu Bakar datang saat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sedang tidur di pangkuanku. Ia berkata: Engkau telah menahan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan sahabat, padahal mereka tidak mempunyai air sama sekali. Abu Bakar mencelaku dan berbicara banyak, lalu memukul lambungku dengan tangannya. Aku tidak dapat bergerak karena Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. di atas pahaku. Beliau tidur sampai pagi tanpa ada air sedikit pun. Kemudian Allah menurunkan ayat tayamum dan mereka bertayamum. Sehubungan dengan itu, Usaid bin Hudhair, salah seorang pemimpin berkata: Itu bukan berkah yang pertama bagimu, hai keluarga Abu Bakar. Aisyah berkata: Kemudian kami mencari unta yang aku kendarai sebelumnya dan kami menemukan kalung itu di bawahnya. (Shahih Muslim No.550)


· Hadis riwayat Ammar Radhiyallahu’anhu:
Dari Syaqiq, ia berkata: Aku pernah duduk bersama Abdullah dan Abu Musa Al-Asy’ari. Abu Musa berkata: Hai Abu Abdurrahman, apa pendapatmu bila seseorang junub dan tidak mendapatkan air selama sebulan, bagaimana dengan salatnya? Abdullah berkata: Ia tidak boleh bertayamum, walaupun tidak ada air selama sebulan. Abu Musa berkata: Lalu bagaimana dengan ayat dalam surat Al-Maidah, Lalu engkau tidak menemukan air, maka bertayamumlah dengan debu yang bersih. Abdullah berkata: Bila mereka diberi kemurahan dengan ayat tersebut, maka hampir dapat dipastikan mereka akan bertayamum dengan debu bila air itu terasa dingin bagi mereka. Abu Musa berkata kepada Abdullah: Apakah engkau belum pernah mendengar cerita Ammar: Aku pernah diutus oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. untuk suatu keperluan. Lalu junub dan tidak mendapatkan air. Maka aku berguling-guling di tanah seperti binatang. Setelah itu aku menghadap Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan menceritakan kejadian itu. Beliau bersabda: Sesungguhnya engkau cukup menepukkan tanganmu seperti ini sambil menepukkan tangannya di tanah dengan keras, lalu mengusapkan tangan kirinya pada tangan kanan, dan punggung kedua telapak tangan, serta wajah beliau. (Shahih Muslim No.552)

· Hadis riwayat Abul Juhaim bin Harits bin Shimmah Al-Anshari Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah datang dari sumur Jamal dan bertemu dengan seorang lelaki yang mengucapkan salam kepada beliau. Namun beliau tidak menjawabnya. Ketika beliau tiba di suatu dinding, beliau mengusap wajah dan kedua tangan beliau, kemudian menjawab salam. (Shahih Muslim No.554)


24. Dalil bahwa orang Islam tidak najis.

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Rafi` dari Abu Hurairah bahwa ia ditemui Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dalam keadaan junub di salah satu jalan di Madinah. Ia menyelinap pelan-pelan dan pergi mandi. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. kehilangannya. Ketika ia datang beliau bertanya: Ke mana engkau, hai Abu Hurairah? Ia menjawab: Wahai Rasulullah, baginda bertemu saya, sedangkan saya dalam keadaan junub. Saya tidak senang menemani Anda sebelum saya mandi. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Maha Suci Allah! Sesungguhnya orang mukmin itu tidak najis. (Shahih Muslim No.556)


25. Doa masuk kamar mandi atau toilet.

· Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. ketika masuk toilet (dan dalam hadis Husyaim bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. apabila memasuki jamban) beliau berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan”. (Shahih Muslim No.563)


26. Dalil bahwa tidur sambil duduk tidak membatalkan wudu
· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ketika salat akan dilaksanakan, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sedang berbisik-bisik dengan seorang sahabat. Beliau belum melaksanakan salat sampai para sahabat tertidur. (Shahih Muslim No.564)

Kecintaan Kepada Rasulullah S.A.W.

"Katakanlah (Muhammad).Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, nescaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang"
(Firman Allah dalam Surah Al-imran)


 Pernah seorang sahabat bertanya kepada Nabi S.A.W. "Ya Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari diriku sendiri dan anak-anakku.Apabila aku berada di rumah dan teringatkan diri mu, maka tidak tertahan memendam rasa rinduku, sehingga aku datang memandang wajah mu,Tetapi apabila aku teringat kepada kematian, aku merasa sangat sedih keranaaku tahu bahawa engkau pasti akan masuk syurga dab berkumpul bersama-sama dengan Nabi-Nabi yang lain.Sementara aku jika ditakdirkan oleh Allah masuk ke syurga, maka aku bimbang tidakakan dapat melihat wajahmu, kerana sudah pastinya syurgamu berada di darjat yang lebih tinggi daripada syurgaku"

 Apabila mendengar kata-kata sahabat itu Rasulullah hnya membisu sehinggalah Jibrail menurunkan wahyu,
Firman Allah :

"Dan sesiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka mereka akan (ditempatkan di syurga) bersama-sama orang-orang yang dikurniakan nikmat oleh Allah kepada mereka, iaitu Nabi-Nabi, dan orang-orang yang siddiqiin, dan orang-orang yang syahid, serta orang-orang yang soleh.Dan amatlah eloknya mereka itumenjadi teman rakan (kepada orang-orang yang taat)"
(An-Nisa' ayat 69)

 Maksud Siddiqiin ialah orang-orang yang amat benar keimananya kepada Allah.Bagaimana zahirnya begitu juga batinnya.

 Melalui kisah diatas, maka para ulama membuat kesimpulan bahawa mencintai Rasulullah bukanlah sekadar mengadakan program-program "Sambutan Maulidurrasul" yang biasanya diadakan oleh masyarakat kita di merata-rata masjid ataupun surau, bahkan ianya lebih jauh dari itu.Tetapi dalam ertikata yang sebenarnya mencintai Rasulullah ialah dengan cara kita meng'ITTIBA'kan sunnah Rasulullah didalam kehidupan harian kita.

 Dari segi bahasa ittiba' bermaksud 'Mengikuti atau Mencontohi'.Dari segi syarak pula ittiba' bermaksud 'Mengikuti atau Mencontohi Sunnah Rasulullah'.

 Oleh itu apabila disebut Ittiba' Al-Rasul ianya bermaksud mengikuti atau mencotohi sunnah Rasulullah
dengan sesungguhnya dalam semua kehidupan kita termasuklah hal-hal yang berkaitan dengan Aqidah, Ibadah, Akhlak, Dakwah, Politik, Syariat, Muamalah dan lain-lain lagi.

 Seseorang pernah bertanya kepada Fudhail bin Iyaadh, "Apakah yang dimaksudkan dengan amalan yang paling ikhlas dan amalan yang paling betul?" Jawabnya "Sesuatu amalan yang dibuat dengan tidak ikhlas tetapi dengan cara yang betul, maka amalan itu tidak akan diterima oleh Allah.Begitu juga sesuatu amalan yang dibuat dengan ikhlas tetapi dengan cara yang tidak betul, maka amalan itu juga tidak akan diterima oleh Allah.
Yang dimaksudkan dengan ikhlas ialah setiap amalan yang dibuat adalah semata-mata kerana Allah. Dan yang dimaksudkan dengan amalan yang betul ialah amalan itu mestilah mengikuti atau mencontohi dari sunnha Rasulullah S.A.W.

 Dari Abu Ayyub katanya, "ketika beliau tinggal di rumahku maka aku berkata kepadanya."Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya aku merasa tidak elok jika tinggal diatasmu dan engkau berada di bawahku." Rasulullah bersabda,"lebih mudah bagi kami untuk tinggal di bawah saja, agar memudahkan kami menerima tetamu".

Oleh itu sebagai rasa kecintaan kita kepada Rasulullah, marilah kita sama-sama menghidupkan ataupun menyuburkan kembali Sunnah-sunnah Rasulullah yang telah lama kita abaikan.Kita mulakan dari diri kita sendiri, anak, isteri, kaum kerabat, jiran tetangga, sahabat dan masyarakat umumnya.Tidak lupa juga untuk kita sentiasa berselawat kepada junjungan besar kita tanpa mengira masa dan tempat.Mudah-mudahan kita mendapat syafaat darinya.Maka hayatilah wasiat Rasulullah ini :

 "Dan tidaklah aku tinggalkan kepada kamu dua pekara, yang denganya kamu tidak akan sesat.iaitu Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah (pengajaran) ku"