Kitab Haid



1. Persentuhan dengan wanita haid di luar bagian antara pusat dan lutut.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata:
Apabila salah seorang di antara kami sedang haid, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memerintahkan untuk memakai izaar (kain bawahan menutupi bagian tubuh dari pusat ke bawah), kemudian beliau menggaulinya (tanpa senggama). (Shahih Muslim No.440)

· Hadis riwayat Maimunah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. boelh menggauli (tanpa senggama) istri-istri beliau yang sedang haid dari luar izaar (kain bawahan menutupi bagian tubuh dari pusar ke bawah). (Shahih Muslim No.442)


2. Tidur bersama wanita haid di dalam satu selimut.

· Hadis riwayat Ummu Salamah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ketika aku sedang berbaring bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dalam satu selimut, tiba-tiba aku haid, maka aku keluar dengan pelan-pelan lalu mengambil pakaian khusus waktu haid. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bertanya kepadaku: Apakah engkau haid? Aku jawab: Ya. Beliau memanggilku dan aku berbaring lagi bersama beliau dalam satu selimut. Zainab binti Ummu Salamah berkata: Dia (Ummu Salamah) dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mandi jinabat bersama dalam satu bejana. (Shahih Muslim No.444)


3. Wanita yang haid boleh membasuh kepala dan menyisir rambut suami. Sucinya sisa air minumnya dan berbaring sambil membaca Alquran di pangkuannya.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Adalah Nabi Shallallahu alaihi wassalam. apabila beriktikaf, beliau mendekatkan kepalanya padaku, lalu aku menyisir rambut beliau. Beliau tidak masuk rumah, kecuali jika ada hajat kemanusiaan. (Shahih Muslim No.445)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah berbaring di pangkuanku sambil membaca Alquran, sementara aku sedang haid. (Shahih Muslim No.454)


4. Mazi.

· Hadis riwayat Ali Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku adalah lelaki yang sering keluar mazi dan aku malu bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam., karena posisi putri beliau. Lalu aku menyuruh Miqdad bin Aswad. Miqdad lalu menanyakan hal itu kepada beliau. Beliau bersabda: Hendaknya ia membasuh kemaluannya lalu berwudu. (Shahih Muslim No.456)


5. Membasuh wajah dan kedua tangan apabila bangun tidur.

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahawa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bangun tengah malam dan melaksanakan hajatnya. Setelah itu beliau membasuh wajah dan kedua tangannya, lalu tidur lagi. (Shahih Muslim No.459)


6. Orang yang junub boleh tidur dan disunatkan berwudu serta mencuci kemaluannya jika akan makan, minum, tidur atau bersetubuh lagi.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Apabila akan tidur dalam keadaan junub, maka beliau berwudu seperti wudu untuk salat sebelum tidur. (Shahih Muslim No.460)

· Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Umar berkata: Wahai Rasulullah, apakah boleh salah seorang kami tidur dalam keadaan junub. Rasulullah menjawab: Ya, boleh, jika ia berwudu. (Shahih Muslim No.462)


7. Wanita yang keluar mani (sperma) wajib mandi.

· Hadis riwayat Ummu Sulaim Radhiyallahu’anhu:
Bahawa Ia bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. tentang wanita yang bermimpi seperti yang dimimpikan laki-laki. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Apabila wanita itu bermimpi seperti itu, maka ia wajib mandi. Ummu Sulaim berkata: Saya malu dalam hal itu. Katanya: Apakah itu mungkin terjadi? Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Ya, mungkin saja. Lalu dari mana terjadi kemiripan? Sesungguhnya mani laki-laki itu kental dan berwarna putih, sedang mani wanita itu encer dan berwarna kuning. Mana yang lebih tinggi (banyak) atau dahulu keluar, maka dari dialah terjadi kemiripan. (Shahih Muslim No.469)

· Hadis riwayat Ummu Salamah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ummu Sulaim datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. lalu berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi jika bermimpi? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Ya, apabila ia melihat air (mani). Ummu Sulaim berkata lagi: Wahai Rasulullah, apakah wanita juga bermimpi? Beliau bersabda: Beruntunglah engkau. (Kalau tidak demikian), dari mana anaknya mirip dengannya. (Shahih Muslim No.471)


8. Cara mandi jinabat.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. jika mandi jinabat, beliau memulai dengan membasuh kedua tangan, lalu menuangkan air dengan tangan kanan ke tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan. Setelah itu berwudu seperti wudu untuk solat lalu mengguyurkan air dan dengan jari-jemari, beliau menyelai pangkal rambut sampai nampak merata ke seluruh tubuh. Kemudian beliau menciduk dengan kedua tangan dan dibasuhkan ke kepala, tiga cidukan, kemudian mengguyur seluruh tubuh dan (terakhir) membasuh kedua kaki beliau. (Shahih Muslim No.474)

· Hadis riwayat Maimunah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku pernah menyodorkan air kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. untuk mandi jinabat. Beliau membasuh kedua telapak tangan, dua atau tiga kali, kemudian memasukkan tangan ke dalam wadah dan menuangkan air pada kemaluan beliau dan membasuhnya dengan tangan kiri. Setelah itu menekan tangan kiri ke tanah dan menggosoknya keras-keras, lalu berwudu seperti wudu salat, kemudian menuangkan air ke kepala tiga kali cidukan telapak tangan. Selanjutnya beliau membasuh seluruh tubuh lalu bergeser dari tempat semula dan membasuh kedua kaki kemudian aku mengambil sapu tangan untuk beliau, tetapi beliau mengembalikan. (Shahih Muslim No.476)


9. Kadar air yang disunatkan dalam mandi jinabat, tentang laki-laki dan wanita mandi bersama dari satu wadah dan mandinya salah seorangnya dengan air sisa yang lainnya.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, ia berkata: Aku dan saudara laki-laki sepersusuannya mendatangi Aisyah, kemudian saudaranya itu bertanya tentang cara mandi jinabat Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Aisyah minta wadah ukuran satu sha`, lalu ia mandi. Ada tabir antara kami dan dia. Ia menuangkan air di kepala tiga kali. Kata Abu Salamah: Istri-istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam. selalu memendekkan rambut mereka sampai telinga. (Shahih Muslim No.481)

· Hadis riwayat Maimunah Radhiyallahu’anhu, istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam.
Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Maimunah mengabarkan kepadaku bahwa ia mandi bersama Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dalam satu bak. (Shahih Muslim No.486)

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mandi dengan air sisa mandi Maimunah. (Shahih Muslim No.487)

· Hadis riwayat Ummu Salamah Radhiyallahu’anhu:
Dari Zainab binti Ummu Salamah bahwa Ummu Salamah dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah mandi jinabat dalam satu bak. (Shahih Muslim No.488)

· Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mandi dengan lima makkuk (1 makkuk=4,717 liter) air dan berwudu dengan satu makkuk. (Shahih Muslim No.489)


10. Sunat tiga kali mengguyur air di kepala dan lainnya.

· Hadis riwayat Jubair bin Muth`im Radhiyallahu’anhu:
Di hadapan Rasulullah para sahabat saling berselisih dalam masalah mandi. Sebagian mereka berkata: Kalau aku, aku mencuci kepalaku seperti ini, seperti ini. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Adapun aku, aku menuangkan air ke kepalaku dengan tiga cidukan tangan. (Shahih Muslim No.493)

· Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa delegasi Tsaqif bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.: Sesungguhnya daerah kami adalah daerah dingin, bagaimana cara kami mandi? Beliau bersabda: Adapun aku, aku menuangkan air di kepalaku tiga kali. (Shahih Muslim No.495)


11. Hukum rambut wanita yang dikepang.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Ubaid bin Umair, ia berkata: Aisyah menyampaikan bahwa Abdullah bin Amru memerintahkan para wanita untuk mengurai rambutnya saat mandi. Aisyah berkata: Betapa anehnya Ibnu Amru ini, ia menyuruh para wanita untuk mengurai rambutnya saat mandi, mengapa tidak menyuruh agar mencukur rambutnya saja? Sesungguhnya aku pernah mandi bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dari satu wadah dan aku tidak menyiram kepalaku lebih dari tiga siraman. (Shahih Muslim No.498)


12. Sunat menggunakan kapas yang diberi misik (minyak wangi) pada kemaluan wanita yang haid ketika mandi

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Seorang wanita bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. tentang cara wanita mandi wajib dari haid? Perawi hadis berkata: Kemudian Aisyah menjelaskan bahwa beliau mengajarkannya cara mandi. (Di antara sabda beliau): Engkau ambil kapas yang diberi misik, lalu bersihkan dengan kapas itu. Wanita itu berkata: Bagaimana cara membersihkannya? Beliau bersabda: Maha suci Allah! Bersihkan saja dengan kapas itu. Dan beliau bersembunyi. (Sufyan bin Uyainah memberi isyarat tangan kepada kami pada wajahnya). Perawi hadis melanjutkan: Aisyah berkata: Aku tarik wanita itu mendekati aku. Aku tahu apa yang diinginkan Nabi Shallallahu alaihi wassalam, lalu aku berkata kepadanya: Bersihkan bekas darah haidmu dengan kapas itu. (Shahih Muslim No.499)


13. Darah penyakit pada wanita dan mandi dari darah tersebut serta salat wanita yang keluar darah penyakit.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Fatimah binti Abu Hubaisy datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan berkata: Wahai Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, saya adalah wanita yang beristihadhah sehingga saya tidak bersih. Apakah saya boleh meninggalkan salat? Beliau bersabda: Tidak. Itu hanya darah sakit, bukan darah haid. Apabila haidmu datang, tinggalkanlah salat dan jika sudah berhenti, bersihkan darah itu dari dirimu kemudian salat. (Shahih Muslim No.501)

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ummu Habibah binti Jahsy meminta fatwa kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.: Saya sedang beristihadhah. Rasulullah menjawab: Itu hanya darah sakit. Mandilah kemudian salat. Maka wanita itu selalu mandi setiap akan salat. (Shahih Muslim No.502)


14. Wanita yang haid wajib mengganti puasanya.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa seorang wanita bertanya kepadanya: Apakah salah seorang di antara kami harus mengganti salat pada masa haid? Aisyah berkata: Apakah engkau termasuk golongan Haruriyyah (salah satu golongan Khawarij)? Dahulu, pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. di antara kami ada yang haid, tetapi tidak diperintahkan mengganti (salat). (Shahih Muslim No.506)


15. Menutupi aurat saat mandi dengan pakaian atau lainnya.

· Hadis riwayat Ummu Hani binti Abu Thalib Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Pada tahun penaklukan Mekah aku mengunjungi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Aku dapati beliau sedang mandi dan Fatimah, putri beliau, sedang menutupi beliau dengan pakaian. (Shahih Muslim No.509)

· Hadis riwayat Maimunah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku mengambilkan air untuk Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan menutupi beliau, lalu beliau mandi. (Shahih Muslim No.511)


16. Boleh mandi telanjang di tempat sepi.

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Pada zaman dahulu, Bani Israel mandi dengan telanjang. Mereka saling memandang aurat masing-masing, sedangkan Musa as. mandi seorang diri. Mereka berkata: Demi Allah, yang membuat Musa tidak mau mandi bersama kita hanya karena buah pelirnya besar. Pada suatu hari Musa pergi mandi. Pakaiannya diletakkan di atas sebuah batu. Tiba-tiba batu itu lari dengan membawa pakaiannya. Musa berlari mengejarnya sambil berteriak: Tinggalkan pakaianku! Tinggalkan pakaianku! Akibatnya orang-orang Bani Israel melihat aurat Musa. Mereka berkata: Demi Allah, ternyata tidak ada (cacat) apa-apa. Setelah batu itu berhenti ia (Musa) mengambil pakaiannya dan memukul batu itu. Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata: Demi Allah, pada batu itu terdapat bekas pukulan Musa, tujuh atau enam kepalan. (Shahih Muslim No.513)


17. Menjaga aurat.

· Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ketika Kakbah dibangun kembali, Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dengan Abbas mengangkut batu. Abbas berkata kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam: Letakkan kainmu di pundak untuk alas batu. Kemudian beliau melakukannya, maka beliau tersungkur serta mata beliau memandang ke langit. Sambil berdiri dan bersabda: Kainku, kainku. Lalu beliau mengencangkan kainnya. (Shahih Muslim No.514)


18. Wajib mandi hanya karena keluar mani.

· Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melewati rumah seorang sahabat Ansar. Lalu beliau menyuruh seseorang untuk memanggilnya. Sahabat itu keluar dengan keringat menetes dari kepalanya. Beliau bertanya: Nampaknya kami telah membuatmu tergesa-gesa? Sahabat itu menjawab: Benar, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Bila engkau tergesa-gesa sehingga tidak keluar mani, maka engkau tidak wajib mandi, tetapi wajib berwudu. (Shahih Muslim No.521)

· Hadis riwayat Ubay bin Kaab Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tentang lelaki yang menggauli istrinya kemudian berhenti sebelum keluar mani. Beliau bersabda: Cucilah apa yang mengenai (kemaluan) istrinya, lalu berwudu dan salat. (Shahih Muslim No.522)

· Hadis riwayat Usman bin Affan Radhiyallahu’anhu:
Dari Khalid bin Zaid Al-Juhani, ia berkata: Aku bertanya kepadanya (Usman): Apa pendapat engkau Jika seorang lelaki menyetubuhi istrinya dan tidak keluar mani? Usman menjawab: Ia harus berwudu seperti wudu untuk salat dan membasuh kemaluannya. Usman berkata: Aku pernah mendengar hal itu dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.. (Shahih Muslim No.524)


19. Penghapusan hukum hadis “wajib mandi hanya karena keluar mani” dan wajib mandi karena bertemunya dua kemaluan

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Bila seorang lelaki duduk di antara dua paha dan dua betis istrinya kemudian menyetubuhinya, maka ia wajib mandi. (Shahih Muslim No.525)


20. Penghapusan hukum wudu karena makan daging.

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah makan bahu kambing kemudian salat tanpa berwudu lagi. (Shahih Muslim No.531)

· Hadis riwayat Amru bin Umayah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa ia melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memotong daging bahu kambing kemudian memakannya. Lalu beliau salat tanpa berwudu lagi. (Shahih Muslim No.533)

· Hadis riwayat Maimunah Radhiyallahu’anhu, istri Nabi Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. pernah makan bahu kambing di rumahnya, lalu salat dan tidak berwudu lagi. (Shahih Muslim No.535)

· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. pernah minum susu. Setelah itu beliau minta air untuk berkumur dan bersabda: Sesungguhnya susu itu mengandung lemak. (Shahih Muslim No.537)


21. Dalil bahwa orang yang yakin akan kesucian kemudian ragu akan adanya hadas, maka ia boleh salat

· Hadis riwayat Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Seorang laki-laki dilaporkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bahwa ia seolah-olah mengeluarkan angin dalam salatnya. Beliau bersabda: Jangan batalkan salatnya sebelum ia mendengar suara atau mencium baunya. (Shahih Muslim No.540)


22. Kulit bangkai disucikan dengan disamak.
· Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Budak milik Maimunah pernah diberi sedekah seekor kambing yang kemudian mati. Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. lewat dan melihatnya, beliau bersabda: Kenapa kulitnya tidak engkau ambil, lalu engkau samak sehingga dapat dimanfaatkan? Mereka berkata: Itu bangkai, wahai Rasulullah. Beliau menjawab: Sesungguhnya yang dilarang adalah memakannya. (Shahih Muslim No.542)


23. Tayamum.

· Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Kami pernah keluar bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dalam suatu perjalanan beliau. Ketika tiba di Baida atau Zatuljaisy kalungku terputus. Beliau berhenti untuk mencarinya. Para sahabat pun ikut berhenti. Saat itu mereka tidak mempunyai air sama sekali. Lalu mereka mendatangi Abu Bakar dan berkata: Tidakkah engkau melihat apa yang diperbuat Aisyah? Ia telah membuat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan para sahabat berhenti, padahal mereka tidak mempunyai air sedikit pun. Kemudian Abu Bakar datang saat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sedang tidur di pangkuanku. Ia berkata: Engkau telah menahan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan sahabat, padahal mereka tidak mempunyai air sama sekali. Abu Bakar mencelaku dan berbicara banyak, lalu memukul lambungku dengan tangannya. Aku tidak dapat bergerak karena Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. di atas pahaku. Beliau tidur sampai pagi tanpa ada air sedikit pun. Kemudian Allah menurunkan ayat tayamum dan mereka bertayamum. Sehubungan dengan itu, Usaid bin Hudhair, salah seorang pemimpin berkata: Itu bukan berkah yang pertama bagimu, hai keluarga Abu Bakar. Aisyah berkata: Kemudian kami mencari unta yang aku kendarai sebelumnya dan kami menemukan kalung itu di bawahnya. (Shahih Muslim No.550)


· Hadis riwayat Ammar Radhiyallahu’anhu:
Dari Syaqiq, ia berkata: Aku pernah duduk bersama Abdullah dan Abu Musa Al-Asy’ari. Abu Musa berkata: Hai Abu Abdurrahman, apa pendapatmu bila seseorang junub dan tidak mendapatkan air selama sebulan, bagaimana dengan salatnya? Abdullah berkata: Ia tidak boleh bertayamum, walaupun tidak ada air selama sebulan. Abu Musa berkata: Lalu bagaimana dengan ayat dalam surat Al-Maidah, Lalu engkau tidak menemukan air, maka bertayamumlah dengan debu yang bersih. Abdullah berkata: Bila mereka diberi kemurahan dengan ayat tersebut, maka hampir dapat dipastikan mereka akan bertayamum dengan debu bila air itu terasa dingin bagi mereka. Abu Musa berkata kepada Abdullah: Apakah engkau belum pernah mendengar cerita Ammar: Aku pernah diutus oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. untuk suatu keperluan. Lalu junub dan tidak mendapatkan air. Maka aku berguling-guling di tanah seperti binatang. Setelah itu aku menghadap Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan menceritakan kejadian itu. Beliau bersabda: Sesungguhnya engkau cukup menepukkan tanganmu seperti ini sambil menepukkan tangannya di tanah dengan keras, lalu mengusapkan tangan kirinya pada tangan kanan, dan punggung kedua telapak tangan, serta wajah beliau. (Shahih Muslim No.552)

· Hadis riwayat Abul Juhaim bin Harits bin Shimmah Al-Anshari Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah datang dari sumur Jamal dan bertemu dengan seorang lelaki yang mengucapkan salam kepada beliau. Namun beliau tidak menjawabnya. Ketika beliau tiba di suatu dinding, beliau mengusap wajah dan kedua tangan beliau, kemudian menjawab salam. (Shahih Muslim No.554)


24. Dalil bahwa orang Islam tidak najis.

· Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Rafi` dari Abu Hurairah bahwa ia ditemui Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dalam keadaan junub di salah satu jalan di Madinah. Ia menyelinap pelan-pelan dan pergi mandi. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. kehilangannya. Ketika ia datang beliau bertanya: Ke mana engkau, hai Abu Hurairah? Ia menjawab: Wahai Rasulullah, baginda bertemu saya, sedangkan saya dalam keadaan junub. Saya tidak senang menemani Anda sebelum saya mandi. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Maha Suci Allah! Sesungguhnya orang mukmin itu tidak najis. (Shahih Muslim No.556)


25. Doa masuk kamar mandi atau toilet.

· Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. ketika masuk toilet (dan dalam hadis Husyaim bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. apabila memasuki jamban) beliau berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan”. (Shahih Muslim No.563)


26. Dalil bahwa tidur sambil duduk tidak membatalkan wudu
· Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ketika salat akan dilaksanakan, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sedang berbisik-bisik dengan seorang sahabat. Beliau belum melaksanakan salat sampai para sahabat tertidur. (Shahih Muslim No.564)

Kecintaan Kepada Rasulullah S.A.W.

"Katakanlah (Muhammad).Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, nescaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang"
(Firman Allah dalam Surah Al-imran)


 Pernah seorang sahabat bertanya kepada Nabi S.A.W. "Ya Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari diriku sendiri dan anak-anakku.Apabila aku berada di rumah dan teringatkan diri mu, maka tidak tertahan memendam rasa rinduku, sehingga aku datang memandang wajah mu,Tetapi apabila aku teringat kepada kematian, aku merasa sangat sedih keranaaku tahu bahawa engkau pasti akan masuk syurga dab berkumpul bersama-sama dengan Nabi-Nabi yang lain.Sementara aku jika ditakdirkan oleh Allah masuk ke syurga, maka aku bimbang tidakakan dapat melihat wajahmu, kerana sudah pastinya syurgamu berada di darjat yang lebih tinggi daripada syurgaku"

 Apabila mendengar kata-kata sahabat itu Rasulullah hnya membisu sehinggalah Jibrail menurunkan wahyu,
Firman Allah :

"Dan sesiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka mereka akan (ditempatkan di syurga) bersama-sama orang-orang yang dikurniakan nikmat oleh Allah kepada mereka, iaitu Nabi-Nabi, dan orang-orang yang siddiqiin, dan orang-orang yang syahid, serta orang-orang yang soleh.Dan amatlah eloknya mereka itumenjadi teman rakan (kepada orang-orang yang taat)"
(An-Nisa' ayat 69)

 Maksud Siddiqiin ialah orang-orang yang amat benar keimananya kepada Allah.Bagaimana zahirnya begitu juga batinnya.

 Melalui kisah diatas, maka para ulama membuat kesimpulan bahawa mencintai Rasulullah bukanlah sekadar mengadakan program-program "Sambutan Maulidurrasul" yang biasanya diadakan oleh masyarakat kita di merata-rata masjid ataupun surau, bahkan ianya lebih jauh dari itu.Tetapi dalam ertikata yang sebenarnya mencintai Rasulullah ialah dengan cara kita meng'ITTIBA'kan sunnah Rasulullah didalam kehidupan harian kita.

 Dari segi bahasa ittiba' bermaksud 'Mengikuti atau Mencontohi'.Dari segi syarak pula ittiba' bermaksud 'Mengikuti atau Mencontohi Sunnah Rasulullah'.

 Oleh itu apabila disebut Ittiba' Al-Rasul ianya bermaksud mengikuti atau mencotohi sunnah Rasulullah
dengan sesungguhnya dalam semua kehidupan kita termasuklah hal-hal yang berkaitan dengan Aqidah, Ibadah, Akhlak, Dakwah, Politik, Syariat, Muamalah dan lain-lain lagi.

 Seseorang pernah bertanya kepada Fudhail bin Iyaadh, "Apakah yang dimaksudkan dengan amalan yang paling ikhlas dan amalan yang paling betul?" Jawabnya "Sesuatu amalan yang dibuat dengan tidak ikhlas tetapi dengan cara yang betul, maka amalan itu tidak akan diterima oleh Allah.Begitu juga sesuatu amalan yang dibuat dengan ikhlas tetapi dengan cara yang tidak betul, maka amalan itu juga tidak akan diterima oleh Allah.
Yang dimaksudkan dengan ikhlas ialah setiap amalan yang dibuat adalah semata-mata kerana Allah. Dan yang dimaksudkan dengan amalan yang betul ialah amalan itu mestilah mengikuti atau mencontohi dari sunnha Rasulullah S.A.W.

 Dari Abu Ayyub katanya, "ketika beliau tinggal di rumahku maka aku berkata kepadanya."Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya aku merasa tidak elok jika tinggal diatasmu dan engkau berada di bawahku." Rasulullah bersabda,"lebih mudah bagi kami untuk tinggal di bawah saja, agar memudahkan kami menerima tetamu".

Oleh itu sebagai rasa kecintaan kita kepada Rasulullah, marilah kita sama-sama menghidupkan ataupun menyuburkan kembali Sunnah-sunnah Rasulullah yang telah lama kita abaikan.Kita mulakan dari diri kita sendiri, anak, isteri, kaum kerabat, jiran tetangga, sahabat dan masyarakat umumnya.Tidak lupa juga untuk kita sentiasa berselawat kepada junjungan besar kita tanpa mengira masa dan tempat.Mudah-mudahan kita mendapat syafaat darinya.Maka hayatilah wasiat Rasulullah ini :

 "Dan tidaklah aku tinggalkan kepada kamu dua pekara, yang denganya kamu tidak akan sesat.iaitu Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah (pengajaran) ku"

Motivasi Cinta


Apa sebenarnya yang menjadi motivasi cinta? Cinta yang dimaksud adalah cinta kepada sesama.Untuk cinta kepada Allah, saya yakin sudah banyak yang membahasnya.Pada kali ini, saya ingin fokus membahas tentang cinta kepada sesama makhluk, terutama kepada sesama manusia.

 Motivasi cinta begitu kuat.Banyak kes, yang katanya demi cintanya kepada sang kekasih dia rela melakukan apa pun, termasuk bunuh diri.Belum lagi, cuba dengar lagu-lagu tentang cinta yang sering mengatakan bahawa apa pun akan dilakukan demi cinta.

 Dalam filem, sinetrin, lagu dan berbagai budaya lainnya, sering kali cinta begitu diagunkan.Seolah segalanya.Sayangnya, cinta tersebut didominasi oleh cinta kepada lawan jenis.Dalam agama islam, bukanlah dilarang untuk mencintai lawan jenis.Lelaki mencintai wanita dan sebaliknya.Allah memang menciptakan rasa cinta kepada manusia.Kerana cinta adalah anugerah dari Allah, maka cinta harus digunakan sesuai dengan kehendak Allah SWT.Inilah yang seharusnya menjadi motivasi cinta.

 Dari Anas bin Malik ra berkata : Nabi Muhammad S.A.W. bersada : "Seseorang tidak akan pernah mendapatkan manisnya iman sehingga ia mencintai seseorang, tidak mencintainya kecuali kerana Allah ; sehingga ia dilemparkan ke dalam api lebih ia sukai daripada kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan darinya; dan sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya."(Iman Al Bukhari)


Hadis ini memang ditujukan bagi kita yang mahu merasakan manisnya iman.Bukan "manisnya" pelampiasan hawa nafsu.Oleh kerana itu, dalam mencintai seseorang (isteri, suami, anak, orang tua, dan sebagainya) harus kerana Allah seperti yang dikatakan Rasulullah S.A.W. dalam hadis diatas : tidak mencintainya kecuali kerana Allah.Motivasi cinta, harus kerana Allah SWT.

 Jika motivasi cinta kita hanya kerana Allah, maka siapa yang dicintai dan bagaimana cara mencintai harus sesuai dengan ketentuan Allah SWT.Sebesar apa pun cinta anda kepada sesama makhluk, bahkan kepada seorang kekasih yang belum ada ikatan hukum sama sekali dalam pandangan agama.Jangan sampai melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.Salah satunya tidak melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya demi cinta kepada kekasihnya.Seperti mendekati zina apatah lagi melakukannya.

 Manusia hidup hanyalah kepada Allah.Itulah motivasi hidup sejati manusia.Termasuk motivasi cinta.Cintai isteri kerana Allah, Cintai suami kerana Allah. Cintai anak, orang tua, adik beradik, dan saudara seAgama kerana Allah.Kerana inilah motivasi cinta sejati.

Mayat Hitam Legam


Suffian Al thauri telah menceritakan pada Abu Lith katanya :

Masa aku tawaf, aku berjumpa seorang lelaki, tiap-tiap kali ia melangkah ia membaca selawat.Aku mempersalahkan perbuatan itu.Lalu aku memanggil dia dan aku katakana adakah selawat mu lebih besar dari tasbih dan tahlil? Ya, kata lelaki itu, ini adalah satu rahsia yang tidak diketahui oleh seorang pun selain dari aku sahaja, iaitu aku bersama dengan bapaku hendak mengambil haji tetapi malangnya didalam perjalanan bapaku telah sakit, aku melayannya sehingga dia meninggal dunia.

 Alangkah terperanjat aku takala melihat tubuh mayat bapaku itu berubah sdikit demi sedikit kepada hitam legam, aku berdukacita tetapi aku syukur di atas pemberian Allah.Di malam itu manakala aku terlena aku bermimpi seorang lelaki yang sangat baik paras wajahnya, gilang gemilang, bersih dan wangi baunya dating hamper dan menyapu muka mayat bapaku yang terlunjr.

 Seketika itu jua bertukar tubuh mayat bapaku itu kepada cantik, takala ia meninggalkan mayat itu aku pegang bajunya dan bertanya siapakah engkau? Jawapnya akulah Muhammad bin Abdullah, bapamu seorang yang berdusta tetapi banyak membaca selawat keatas ku.



Sama-sama kita memperbanyakan selawat ke atas Nabi Muhammad S.A.W.

Masalah Doa Qunut




Iman dan solat sendiri

Jika iman atau yang solat seorang diri terlupa membaca doa qunut, kemudian teringat setelah dahinya mencecah tempat sujud, maka janganlah dia kembali berdiri untuk membaca qunut kerana dia telah masuk kepada mengerjakan fadhu lain iaitu sujud.

Jika dia kembali untuk membaca doa qunut dengan sengaja sedangkan dia tahu akan hukumnya haram nescaya batallah solatnya.

Tetapi sekiranya dia berdiri untuk membaca doa qunut kerana terlupa atau jahil akan hukumnya haram maka tidak batal solatnya.Tetapi wajid dia kembali sujud semula apabila dia teringat atau tahu akan haramnya.

Jika dia teringat yang dia terlupa membaca doa qunut sebelum meletakan dahinya ke tempat sujud sunat baginya berdiri membaca doa qunut dan sujud sahwi, sekiranya tunduk itu terhampir had rukuk.Sekiranya tunduknya itu terlebih kepada had qiyam (berdiri) atau bersamaan dengan had rukuk dan had qiyam maka tidak perlulah sujud sahwi.


Makmun

Jika sekiranya iman meninggalkan qunut maka sunat bagi makmun mengikut iman (meninggalkan qunut). Mengikut SHEIKH IBNU HAJAR harus membaca qunut walaupun iman meninggalkan qunut tetapi dengan syarat jangan tertinggal makmum dengan dua rukun fe’li.

Tetapi sekiranya iman kembali membaca doa qunut sedangkan dahinya telah mencecah tempat sujud, maka janganlah makmun itu mengikut iman, hendaklah dia berniat ‘mufaraqoh’ ataupun menanti iman didalam sujud, tetapi berniat mufaraqoh adalah terlebih baik.Jika iman kembali membaca doa qunut dengan sengaja sedangkan dia tahu hukumnya haram maka terbatallah solat iman tersebut.Tidak harus makmun mengikut iman yang terbatal solatnya dan iman yang terlupa atau jahil tentang hokum haramnya.

Jika sekiranya makmun meninggalkan doa qunut lalu makmun itu sujud sedangkan iman sedang membaca doa qunut, dalam keadaan berikut :

a) Jika makmun meninggalkan doa qunut sebab terlupa, sujud yang dilakukan tidak dikira tetapi wajib baginya kembali berdiri mengikut iman, sekiranya makmun tidak kembali mengikut iman sedangkan dia tahu akan hukumnya haram maka batallah solat makmun tersebut.

 b) Jika makmun meninggalkan doa qunut dengan sengaja maka sunat baginya kembali berdiri mengikut iman.


Nota : Doa Qunut tiada muafakat yang menyatakan wajid berbuat dan tiada muafakat yang menyatakan tidak wajid meninggalkannya.

Solat Menghapus Kegelisahan Di Hati



Diceritakan pada zaman dahulu, bahawa seorang lelaki berjalan-jalan di malam hari, ia melihat sekumpulan tentera sedang memeriksa jalan, dalam pemikirannya kalau dia berlalu di sekumpulan tentera itu sudah pasti dia akan dikenakan berjenis macam persoalan, lalu dia lari bersembunyi dibangunan yang roboh untuk bersembunyi.

 Seketika itu, tidak disangka-sangka sekumpulan tentera datang untuk mengeledah tempat persembunyianya lalu menemui lelaki tersebut dalam masa yang sama menemukan seorang yang telah terbunuh.

 Jadi lelaki itu dihadapkan pada hakim, segala bukti mengisyaratkan dialah pembunuhnya, lantas si lelaki tersebut meminta kepada hakim diberi kesempatan untuk berwuduk dan bersolat dua rakaat kepada Allah yang maha mengetahui.Hakim memakbulkan permintaanya dan menangguhkan sidang.Kemudian lelaki tersebut solat dan berdoa kepada Allah.Didalam doanya iaitu “Ya Allah sesungguhnya Engkau mengetahui bahawa tiada saksi untuku menyatakan tidak kesalahanku, hanya Kau sahaja saksiku, dan Engkau meminta kepada kami orang beriman untuk tidak merahsiakan kesaksian, maka aku memohon kepada mu, pada Zat Mu ya Allah”.Lelaki tersebut benar-benar yakin dengan ketentuan Allah dan hanya Allah sahaja yang dapat membantunya.

 Ketika pembicaraan bersidang kembali, tiba-tiba seorang lelaki masuk kehadapan hakim, selepas itu berkata “AKULAH PEMBUNUHNYA”.

 Hakim terkejut dan bertanya kepada lelaki yang baru datang’ mengapa kamu mengaku kamulah pembunuhnya? Sedangkan tiada seorang pun yang melihat kamu yang membunuhnya? Lali si pembunuh menjawap, “Demi Allah aku tidak mengakui, tapi ada suara tanpa rupa menggerakkan lisanku untuk mengucapkan apa yang aku katakana tadi”.

 Cerita diatas menunjukkan mutlakkanya kekuasaan Allah. Jadi Allah Maha Kuasa yang tidak berkehendakkan apa yang si pembunuh tidak mahu, dan berkehendakkan apa yang si lelaki mahu.Orang yang terzalim terbebas kerana bersolat dua  rakaat seperti mana yang telah diajar oleh junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W.Rasulullah akan bersolat sunat setiap kali ditimpa persoalan.

 Ketika manusia sujud dihadapan Nya dan bermunajat kepada Nya, maka hanya Dia satu-satunya Maha Kuasa yang akan Memberi jalan keluar baginya.Ini kerana kita berada dalam gengaman-Nya, kita berbuat sesuatu mengikut kehendak-Nya, tiada yang dapat membantah hukumNya dan tiada yang dapat menolak keputusanNya.

 Kita harus meyakini dan mensucikan kembali niat dalam setiap kali kita memohon padaNya dan kita kenalah banyak sujud dihadapan Nya.Sesungguhnya solat mempunyai peranan yang amat besar dalam kehidupan seorang muslim, sabda Rasulullah, “yang membezakan umatku dengan kafir adalah solat”.Inilah satu-satunya fardhu yang difardhukan secara langsung dari Allah kepada junjungan kita S.A.W. pada malam ISRA’ MIKRAJ.

Sama-sama kita renungkan dan mengambil pengajaran..

Bekal Akhirat (Perihal Tentang Kematian)






Perihal Tentang Kematian

Apabila roh keluar dari jasad, ia akan berkata-kata dan seluruh isi alam sama ada di langit atau bumi akan mendengar kecuali jin dan manusia.Apabila mayat dimandikan, lalu roh berkata :

“Wahai orang yang memandikan, aku minta kepadamu kerana Allah untuk melepaskan pakaianku dengan perlahan-lahan sebab pada saat ini aku beristirihat daripada seretan malaikat maut”.


Selepas itu, mayat pula bersuara sambil merayu :

“wahai orang yang memandikan, janganlah engkau menuangkan air dalam keadaan panas.Begitu juga jangan menuangkan dengan air yang dingin kerana tubuhku terbakar apabila terlepasnya roh dari tubuh”.


Apabila dimandikan, roh sekali lagi merayu :

“Demi Allah, wahai orang memandikan jangan engkau mengogosok aku dengan kuat sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya roh”.


Setelah dimandi dan dikafankan, telapak kaki mayat diikat dan ia pun memanggil-manggil dan berpesan lagi supaya jangan diikat terlalu kuat serta mengafani kepalanya kerana ingin melihat wajahnya sendiri, anak-anak, isteri atau suami buat kali terakhir kerana tidak dapat melihta lagi sampai Hari Kiamat.

Sebaik keluar dari rumah lalu ia berpesan :

“Demi Allah, wahai jemaahku, aku telah meniggalkan isteriku menjadi Balu.Maka janganlah kamu menyakitinya.Anak-anaku telah menjadi yatim dan janganlah kamu menyakiti mereka.Sesungguhnya pada hari aku telah keluar dari rumanhku dan aku tidak akan dapat kembali kepada mereka buat selama-lamanya”.

Sesudah mayat diletakkan pada pengusung, sekali lagi diserunya kepada Jemaah supaya jangan mempercepatkan mayatnya suara anak-anak dan sanak saudara buat kali terakhir.

Sesudah dibawa dan melangkah sebanyak tiga langkah dari rumah, roh pula berpesan :

“Wahai kekasihku, wahai saudaraku dan anak-anakku, janganlah kamu diperdaya dunia sebagaimana ia memperdayakan aku dan jangalah kamu lalai ketika ini sebagaimana ia melalaikan aku”.

"Sesungguhnya aku tinggalkan apa yang aku telah kumpulkan untuk warisku dan sedikitpun mereka tidak mahu mananggung kesalahanku”.
“Adapun didunia, Allah menghisab aku, padahal kamu berasa senang dengan kedunian.Dan mereka juga tidak mahu mendoakan aku”.


Ada satu riwayat daripada Abi Qalabah mengenai mimpi beliau yang melihat kubur pecah.Lalu mayat-mayat itu keluar dari duduk di tepi kubur masing-masing.Bagaimanapun tidak seorang pun ada tanda-tanda memperlehi nur di muka mereka.Dalam mimpi itu,Abi Qalabah dapat melihat jirannya juga dalam keadaan yang sama.Lalu dia bertanya kepada mayat jirannya mengenai ketiadaan nur itu.


Maka mayat itu menjawab :

“Sesungguhnya bagi mereka yang memperolehi nur adalah kerana petunjuk daripada anak-anak dan teman-teman.Sebaliknya aku mempunyai anak-anak yang tidak soleh dan tidak pernah mendoakan aku”.

Setalah mendengar jawapan mayat itu, Abi Qalabah pun terjaga.Pada malam itu juga dia memanggil anak jirannya dan menceritakan apa yang dilihatnya dalam mimpi mengenai bapa mereka.Mendengar keadaan itu, anak-anak jiran itu berjanji di hadapan Abi Qalabah akan mendoa dan bersedekah untuk bapanya.Seterusnya tidak lama selepas itu, Abi Qalabah sekali lagi bermimpi melihat jirannya.Bagaimanapun kali ini jirannya sudah ada nur dimukanya dan kelihatan lebih terang daripada matahari.


Baginda Rasullullah S.A.W berkata :

Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka manarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai kelutut.Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarrik roh dari lutut sehingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar.Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut sehingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar.Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu”.

Sambung Rasullulah S.A.W. lagi :

“Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibrail a.s. akan menebarkan sayapnya yang sebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di syurga.Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada disekelilingnya.Ini adalah kerana sangat rindunya pada syurga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibrail a.s.

“Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibrail a.s. akan menebarkan sayap sebelah kiri.Maka orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang disekeliliginya.Ini adalah kerana terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya..


Sama-sama kita renunngkan..