IBLIS

Dalam sebuah kitab diterangkan bahwa sesungguhnya Iblis telah datang pada Nabi Musa a.s. dan berkata: "Wahai Musa, engkau adalah seorang yang telah diutus oleh Allah s.w.t. dan dan boleh berkomunikasi langsung dengan-Nya." Kemudian Nabi Musa a.s. menjawab: "Memang benar apa yang kamu katakan, kamu ini siapa dan apa yang kamu inginkan dariku?"

Lalu Iblis berkata: "Aku adalah Iblis! Wahai Musa aku mau minta tolong, katakan kepada Tuhanmu bahwa seorang makhluk-Nya ingin minta taubat kepadaNya." Lalu Nabi Musa a.s. berdoa kepada Allah s.w.t. dan menyampaikan apa yang dikatakan oleh Iblis, lalu Allah s.w.t. pun menurunkan wahyu : "Wahai Musa, katakan padanya bahwa sesungguhnya Aku bisa menerima permohonannya itu dengan syarat harus terlebih dahulu dia (Iblis) sujud di kubur Adam, kalau dia mahu sujud maka aku sedia mengampuni segala dosanya."

Setelah Nabi Musa a.s. menerima wahyu dari Allah s.w.t. maka Nabi Musa a.s. pun terus memberitahu Iblis tentang apa yang telah Allah perintahkan.

Setelah Nabi Musa a.s. selesai memberitahu segala perintah Allah s.w.t. maka dengan sombong Iblis berkata: "Wahai Musa, ketika adam masih di surga, aku tidak mahu bersujud, bagaimana mungkin aku mahu sujud kepadanya sesudah dia mati." Begitulah sifat sombong Iblis yang tetap dengan kedegilannya, walaupun dia tau bahwa api neraka itu akan memakannya tapi dia tetap tidak mahu taat pada perintah Allah s.w.t.

Sejahat-jahatnya dia, ternyata masih punya hati yang mendorong dirinya untuk mengakui sebagai makhluk Allah yang harus mengabdi dan tunduk patuh terhadap perintahnya. Namun karana energi api yang sangat dominan pada dirinya, maka dia tidak boleh menghilangkan dan membersihkan hatinya dari sifat sombong, egois, selalu ingin menang sendiri, tidak boleh berada dibawah kendali orang lain, tidak boleh menerima kekalahan dan kenyataan hidup. Tetap kukuh dengan pernyataan sejak awal : disebutkan dalam Al-Qur'an :
قالَ ما مَنَعَكَ أَلّا تَسجُدَ إِذ أَمَرتُكَ ۖ قالَ أَنا۠ خَيرٌ مِنهُ خَلَقتَنى مِن نارٍ وَخَلَقتَهُ مِن طينٍ

"Allah berfirman: ""Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?"" Menjawab iblis: ""Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" Q.S. Al-A'raf: 12

Sombong atau takabur adalah sifat yang paling kuat mempengaruhi kepribadian kepada kedurhakaan dan kemaksiatan, seperti dalam pembangkangan Iblis terhadap perintah Allah untuk bersujud kepada nabi Adam. itulah perbuatan dosa pertama kali terjadi.

Dalam sebuah hadis diterangkan, bahwa sesungguhnya Allah s.w.t. mengeluarkan Iblis dari neraka setiap 1000 tahun sekali, dan mengeluarkan Adam a.s. dari surga, serta memerintahkan Iblis supaya sujud kepada Adam a.s. Disebabkan sikap angkuhnya dia tetap enggan sujud, maka dikembalikan Iblis ke dalam neraka.....

Ya Allah.... sungguh luas ampunan dan kasih sayang-Mu, pintu maghfirah-Mu selalu terbuka luas untuk hamba-hambaMU yang setiap waktu selalu melakukan dosa dan kesalahan, ampuni kami semua ya Allah, bersihkan hati kami dari belenggu nafsu, syahwat dan segala sifat-sifat yang mengotori hati kami. amin ya Robbal aalamin.

KATAK

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Nabiyullah Ibrahim as, dilemparkan ke apinya Namrud maka Nabiyullah Ibrahim mengucapkan Hasbiyallahu wani'mal wakiil, "Cukup bagiku Allah dan semulia mulia tempat untuk bertawakkal". Kalimat agung dari jiwa yang mulia ini merubah api sehingga turunlah firman Alah yang berbunyi Kuuniy bardan wa salaaman ala ibrahim.., Jadilah sejuk dan dingin dan membawa kesejahteraan kepada Ibrahim,. wahai api (QS Al Anbiya 69)". Jadilah engkau wahai api sejuk dan membawa kesejahteraan bagi Ibrahim, Allah sudah ciptakan sifat api itu panas dan membakar sesuatu yang menyentuhnya, tapi Allah balikkan ketentuan Nya karena jiwa yang bermunajat, jiwa yang berdoa, jiwa yang mulia dengan Cahaya Allah Swt. Berbalik keadaan api menjadi sejuk.

Demikian indahnya sanubari dan jiwa yang memuliakan Allah, semakin besar kemuliaan Allah di dalam hatinya maka semakin ia membawa kemuliaan dalam kehidupan, bagi dirinya dan bagi sekitarnya.

Allah Swt mengikat erat jiwa dan sanubari yang terikat pada Para Shalihin. Dan bicara mengenai Ibrahim, sedemikian mulianya. Bukan untuk Nabi Ibrahim sendiri tapi orang orang dan siapa pun yang mencintai Nabi Ibrahim as turut termuliakan.

Sekarang yang saya sampaikan bukan manusia tapi hewan. Diriwayatkan di dalam Syi'bul Iman oleh Al Imam Baihaqi juga di dalam tafsir Imam Qurthubi, ketika seekor katak tidak tahan melihat Nabi Ibrahim mau dibakar oleh Raja Namrud, (padahal) tidak bisa berbuat apa apa seekor katak, ia hanya menaruh air di mulutnya,

Berapakah besar mulutnya katak mau memadamkan apinya Ibrahim? (Api menyala) lebih besar dari bukit, Katak mengambil air dari sungai dan melompat lompat dan menyemburkan air itu ke api, tidak berguna perbuatan katak itu, Tidak akan bisa memadamkan api, tapi Yang Maha Melihat, (tetap) melihat!! Allah Swt melihat jiwa seekor katak yang kecil yang tidak dilihat oleh makhluk lainnya. Allah Swt tahu niat daripada hamba Nya yang kecil itu, cintanya kepada Nabiyullah Ibrahim dan niatnya menyelamatkan Nabi Ibrahim (padahal Nabi Ibrahim sudah dilindungi oleh Allah) maka Allah mengharamkan katak untuk dibunuh sampai akhir zaman.

Semua katak, padahal ini perbuatan satu saja. Yang berbuat satu, semua katak sampai akhir zaman haram dibunuh. Sampai diriwayatkan lebih dari 20 hadits, pelarangan Nabi saw membunuh katak sehingga para sahabat datang kepada Rasul saw mengajukan pertanyaan "ada katanya jenis obat tapi diambil dari katak, harus membunuh katak" dan Rasul saw melarangnya. Jangan jadikan pengobatan dari katak. Kenapa? karena katak dilindungi sampai akhir zaman. Kenapa? satu diantaranya pernah ingin menyelamatkan Nabi Ibrahim as.

Lihat Allah menghargai keinginan mulia, walaupun tidak bisa berbuat apa apa, walaupun tidak bisa merubah keadaan tetapi hal itu dihargai oleh Allah dan dilihat.

Lebih lebih lagi orang orang yang mencintai Sayyidina Muhammad Saw, Pemimpin Para Nabi dan Rasul. Dan orang orang yang membantu apa apa yang diperjuangkan oleh Rasul saw. Barangkali perbuatannya tidak berarti tapi itu usaha yang dihargai oleh Allah Swt.

Kesakitan Adalah Anugerah..


 Kesakitan adalah anugerah  Pemberian dari Allah kepada hambanya. Jika kita fikirkan, kesakitan menyebabkan kita akan mula mengingati akan "Tuan" pemilik kepada kesakitan dan kesihatan. Kesakitan menjadi wasilah untuk kita kembali menjadi hamba yang sangat memerlukan pertolongan dari "Tuan" yang Maha Memberi.

 Kesihatan sering menyebabkan kita terlalai dalam melakukan tugas yang diamanahkan. Nama Allah akan sering meniti di bibir apabila kesakitan datang. Ibadah dilakukan dengan penuh khusyuk dan rendah diri apabila kita ditujah oleh kesakitan. Bayangkan tanpa kesakitan mungkin kita akan terus lalai dalam kehidupan yang penuh hina sehingga apabila datang waktu yang ditetapkan kita akan menyesal kerana telah terpedaya pada dunia.


 Bersyukurlah pada nikmat kesakitan yang dengannya kita mensyukuri nikmat sihat. Ujian yang datang akan menghapuskan dosa dan menambah keimanan kita. Firaun adalah contoh manusia yang tidak pernah sakit. Nikmat sihat yang ada menyebabkan tertipu lantas mengaku menjadi tuhan. Ditambah dengan Sikap takbur yang terlalu tinggi menyebabkan sehingga saat maut datang beliau masih lagi belum mahu untuk menyebut nama Allah tetapi menyebut beriman dengan Tuhan yang diimani oleh Bani Israil..


"Dan Kami bawakan Bani Israil ke seberang Laut Merah, lalu dikejar oleh Firaun dan tenteranya, dengan tujuan melakukan kezaliman dan pencerobohan, sehingga apabila Firaun hampir tenggelam berkatalah ia (pada saat yang genting itu): “Aku percaya, bahawa tiada Tuhan melainkan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku adalah dari orang-orang yang berserah diri (menurut perintah)”.. (Surah Yunus:90).

5 Syarat Nak Buat Dosa.

Suatu hari ada seorang lelaki yang menemui Ibrahim bin Adham. Dia berkata, "Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat. Tolong berikan aku nasihat." Setelah mendengar perkataan tersebut Ibrahim berkata, "Jika kamu mahu menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka boleh kamu melakukan maksiat."
Lelaki itu dengan tidak sabar-sabar bertanya. "Apakah syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?"

Ibrahim bin Adham berkata, "Syarat pertama,jika kamu bermaksiat kepada Allah,jangan memakan rezekinya." Mendengar itu dia mengernyitkan kening seraya berkata, "Dari mana aku mahu makan? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah? "Ya!" tegas Ibrahim bin Adham. "Kalau kamu sudah memahaminya, masih mampukah memakan rezekinya, sedangkan kamu selalu berkeinginan melanggar larangan-Nya?"

Yang kedua," kata Ibrahim,"kalau mahu bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya!Syarat ini membuat lelaki itu terkejut setengah mati. Ibrahim kembali berkata kepadanya, "Wahai Abdullah, fikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sedangkan kamu melanggar segala larangan-Nya?"

"Ya! Anda benar." kata lelaki itu. Dia kemudian menanyakan syarat yang ketiga. Ibrahim menjawab, "Kalau kamu masih mahu bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat terlihat oleh-Nya!" Lelaki itu kembali terperanjat dan berkata, "Wahai Ibrahim, ini nasihat macam mana? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?" "Ya, kalau memang yakin demikian, apakah kamu masih berkeinginan melakukan maksiat?" kata Ibrahim. Lelaki itu mengangguk dan meminta syarat yang keempat.

Ibrahim melanjutkan, "Kalau malaikat maut datang hendak mencabut rohmu, katakanlah kepadanya, 'Ketepikan kematianku dulu. Aku masih mahu bertaubat dan melakukan amal soleh'." Kemudian lelaki itu menggelengkan kepala dan segera tersedar, "Wahai Ibrahim, mana mungkin malaikat maut akan memenuhi
permintaanku?" "Wahai Abdullah, kalau kamu sudah meyakini bahawa kamu tidak boleh menunda dan mengundurkan datangnya kematianmu, lalu bagaimana engkau boleh lari dari kemurkaan Allah?"

"Baiklah, apa syarat yang kelima?" Ibrahim pun menjawab, "Wahai Abdullah kalau malaikat Zabaniyah datang hendak mengiringmu ke api neraka di hari kiamat nanti, jangan engkau ikut bersamanya."

Perkataan tersebut membuat lelaki itu insaf. Dia berkata, "Wahai Aba Ishak, sudah pasti malaikat itu tidak membiarkan aku menolak kehendaknya." Dia tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibrahim. Air matanya bercucuran. "Mulai saat ini akut bertaubat kepada Allah." katanya sambil teresak-esak.